KEINDAHAN NEGERI KITA BUKAN HANYA TERLETAK DI DARAT. LAUT YANG MEMBENTANG LUAS PUN TAK KALAH INDAHNYA. SALAH SATU CONTOHNYA ADALAH LAUT BANDA.
Laut Banda adalah sebuah laut yang terletak di Kepulauan Maluku. luas laut ini mencapai 500 x 1000 km dan terpisah dari Samudera Pasifik. Pulau-pulau yang berbatasan dengan Laut Banda antara lain Sulawesi, Buru, Ambon, Seram Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanibar, Kepulauan Barat Daya dan Timor. Di tengah-tengah Laut Banda terdapat kepulauan bernama Kepulauan Banda. Banda"
Laut Banda terkenal dalam keindahannya hingga orang mengenalnya dengan sebutan "Taman Laut Banda". lokasinya dapat ditempuh dengan menumpang kapal feri dan kota Ambon selama satu malam. di laut itu terdapat 350 spesies biota laut, termasuk kerang purba yang saat ini hampir punah.
Taman Laut Banda juga merupakan tujuan wisata bagi para penyelam.Penyelam yang sudah ahli, maupun pemula, sangat menikmati pemandangan bawah Laut Banda. Daerah penyelam mulai dari yang dangkal antara Banda Neira dan Gunung Api sampai dengan "tembok" Laut di Pulau Hatta.
Di dalam laut itu kita dapat menjumpai tembok karang, hiu, kura-kura, sekelompok napoleon wrasse, ikan dengan kelompok besar, tuna dan lobster yang besar, serta ikan-ikan karang yang berkelompok.
Untuk kalian yang tidak dapat menyelam, jangan khawatir. Selain wisata menyelam, ada juga wisata bahari yang sangat mengasyikkan. Dalam wisata bahari ini wisatawan dapat menyaksikan taman laut dari atas perahu. Juga dapat memancing ikan tuna dan cakalang. Selain itu, kita bisa juga menyaksikan paus dan lumba-lumba yang jinak. Mereka bersahabat dengan manusia.
Wisata bahari ini dapat dilakukan pada saat musim teduh, yaitu saat laut tidak berombak. Biasanya dua kali dalam setahun, yaitu bulan Maret, April dan Mei atau bulan Septenber, Oktober dan November.
Selain wisata bahari, wisatawan juga dapat menyaksikan acara Timba Uli, yaitu pesta masyarakat Banda untuk menangkap sejenis ulat laut berwarna hijau yang panjang menyerupai benang dan berbulu. Acara ini dilaksanakan dua kali setiap tahunnya, tepatnya pada bulan Maret dan April menjelang malam ke-15. Pada acara ini, masyarakat Banda berhamburan ke pantai. Seru dan ramai!
Palung laut terdalam di Indonesia terdapat di kawasan ini, yaitu Palung Laut Banda, dengan kedalaman sekitar 6500 m di bawah permukaan laut.
GUNUNG API BANDA
Gunung Api Banda merupakan pulau yang terletak di Laut Banda. Luasnya 734,46 hektar dengan ketinggian 0-656 m dari permukaan laut. Pulau Gunung Api Banda ini dihuni oleh kurang lebih 1.856 pada dua buah kampung yang letaknya sekitar 1,5 km dari kawah gunung api.
Daerah ini merupakan bagian dari Ring of Fire, yaitu jalur Gunung Api. Gunung ini tercatat beberapa kali mengalami letusan yang besar yaitu tahun 1614, 1720, 1810, 1891 dan terakhir 08 Mei 1988. Letusan yang terakhir ini membentuk gugusan karang yang dinamakan batu angus.
BENTENG BELGICA
Banyak bangunan bersejarah di kepulauan ini, karena pernah diduduki bangsa Belanda dan Portugis. Salah satu bangunan bersejarah di pulau ini adalah Benteng Belgica yang dibangun pada tahun 1611 oleh Gubernur Jenderal VOC pertama (Pieter Both). Letaknya di atas perbukitan Tabaleku (di sebelah barat daya Pulau Naira), pa diangkatda ketinggian 30,01 m dari permukaan laut.
Benteng ini memiliki keunikan yaitu bentuknya persegi lima dan berada dt atas bukit. Jika dilihat dari udara, tampak seperti bintang. Uniknya lagi, jika dilihat dari seluruh penjuru, benteng ini seolah-olah hanya memilitki empat sisi
Untuk emasukinaya hparus menggunakaan jembatan yang dapat diangkat. di bagian tengah benteng ini terdapat sebuah uang terbuka luasa yang digunakan untuk para tahanan. di tengah ruang terbuka itu terdapat dua buah sumur rahasia yang konon menghubungkan benteng dengan pelabuhan dan Benteng Nassau yang brada di tepi pantai.
Dahulu, benteng ini digunakan sebagai benteng pertahanan, kemudian beralih fungsi memantau lalu lintas. Benteng ini kemudian diperbesar pada tahun 1622 oleh J.P. Coen. Kemudian tahun 1667 diperbesar lagi oleh Komisaris Cornelis Speelman. Pada tahun 1911, Gubernur Jenderal Craft Van Limburg Stirum memerintahkan agar bentng ini dipugar.
Pada setiap sisi benteng terdapat sebuah menara. Untuk menuju puncak menara tersedia tangga dengan posisi nyaris tegak dan lubang keluar yang sempit. Dari puncak negara ini, wisatawan dapat menikmati panorama sebagian daerah Kepulauan Banda.
MATA PENCAHARIAN DAN BAHASA
Sebagian besar penduduk Kepulauan Banda bekerja sebagai nelayan tradisional dan petani kerin. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa nasional (Bahasa Indonesia) dengan dialek Melayu Ambon. Di daerah tersebut trdapat kurang lebih 40 bahasa atau dialek lokal dari rumpun besar Austronesia maupun non-Austronesia.
PENGHASIL PALA
Dahulu, Pulau Banda adalah penghasil buah dan biji pala (Myristica Fragrans) terbesar di dunia. Sejak tahun 226 SM, rempah-rempah asal Maluku telah ramaidiperdagangkan di Arab. Kabar besar itu telah tersiar di seluruh penjuru dunia yang mengakibatkan bangsa-bangsa tersebut mencari dan berebut datang ke Maluku.
Cerita tentang rempah-rempah di Maluku membuat Alfronso De Albuquerque segera menyiapkan armada dan bala tentaranya. Ekspedisi dimulai dengan mengarungi Laut Jawa melalui Kepulauan Sunda Kecil, Ambon dan akhirnya berhenti di Ternate (tempat yang diyakini sebagai penghasil pala).
Ternyata mereka diterima dengan baik oleh penduduk di setempae dan tidak kesulitan memperoleh buah pala. Apalagi harga pala di sana sangat murah sehingga pedagang Portugis memperoleh keuntungan yang sangat besar. Bangsa Belanda juga datang untuk mendapatkan buah pala. Seperti bangsa Portugis, bangsa Belanda diterima dengan baik oleh penduduk di sana. Orang-orang Belanda sering memberikan hadiah-hadiah kepada penduduk. Hadiah yang diberikan bangsa Belanda brupa cermin, pisau, gelas kristal, mesiu dan beludru merah. Kepulauan Banda kemudian menjadi arena niaga yang ramai. Itulah awal terjadinya petemuan bangsa-bangsa timur dan barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar